Rabu, 14 September 2011

Elemen Pembentuk Lanskap

Elemen Pembentuk Lanskap

Menurut Laurie ( dalam makalah seminar “Taman Rumah Tinggal Dalam Lingkungan Pemukiman Kota “, 1983)..., secara lengkap dapat diartikan taman adalah sebidang lahan berpagar yang digunakan unutk mendapat kesenangan, kegembiraan, kenyamanan.
Menurut Ir. Zein Rohcman ( dalam makalah seminar “ Mencari Bentuk taman Khas Indonesia “,1983)..., taman merupakan cengkrama dan senyawa antara aspirasi pesan dan peristiwa manusia dengan alam lingkungannya, yang memiliki aneka wajah, karakter dan kekuatan-kekuatannya.
 
Jadi, taman merupakan suatu tempat yang membuat seseorang dapat memahami atau melepaskan diri dari persoalan –persoalan dalam kehidupan, berfungsi sebagai penghubung manusia dengan alam lingkungannya, yang dikreaikan agar dapat meningkatkan serta memuaskan keinginan dan aspirasinya.
Menurut Elizabeth Kassler , dalam bukunya “ modern gardens and the landscape” (dalam buku pengantar kepada arsitektur pertamanan)..., Taman adalah pengejawantahan upaya manusia yang dipengaruhi manusia oleh aspek sosial, ekonomi, fisik dan teknis..

VEGETASI SEBAGAI PROSES
Vegatasi merupakan material lansekap yang hidup dan terus berkembang. Pertumbuhan tanaman akan mempengaruhi ukuran besar tanaman, bentuk tanaman, tekstur,dan warna selama masa pertumbuhannya. Dengan demikian, kualitas dan kuantitas ruang terbuka akan terus berkembang dan berubah sesuai dengan pertumbuhan tanaman jadi dalam perancangan lansekap, tanaman sangat erat hubungannya dengan waktu dan perubahan karakteristik tanaman.
Secara dasar khususnya di iklim tropis, dikenal 2 macam tanaman ditinjau dari massa daunnya, yakni :
1. Tanaman yang menggugurkan daun (decidous plants)
2. Tanaman yang hijau sepanjang tahun (evergreen conifers)

Karakteristik tanaman terdiri dari :
1. Bentuk (tajuk,batang,cabang,ranting,dan daun).
2. Tekstur (batang dan daun).
3. Warna (batang,daun,dan bunga).
4. Fungsi tanaman.
5. Tinggi dan lebar tanaman.
 
Habitus tanaman terdiri dari :
1. Pola pertumbuhannya.
2. Sistem perakarannya.
3. Tempat tumbuhnya.
4. Pola pemeliharaannya
Pemilihan jenis tanaman tergantung pada :
- Fungsi tanaman, disesuaikan dengan tujuan perancangan.
- Peletakan tanaman, disesuaikan dengan tujuan dan fungsi tanaman.

Dalam perencanaan tapak, vegetasi dapat dikategorikan berdasarkan :
o Jenis pohon
Jenis pohon dikelompokkan menurut besar – kecilnya pertumbuhan, yaitu jenis pohon besar, pohon kecil, perdu atau semak, dan jenis penutup tanah (rumput).
o Bentuk dan struktur pohon, meliputi :
 Ketinggian
Ø
Mengenai seberapa tinggi pohon atau semak apabila sudah dewasa.
 Kelebarannya
Ø
Mahkota daun yang lebat dapat memberi keteduhan, sedangkan yang jarang, dapat memberi kesempatan angin menerobos di sela – selanya.
 Bentuk percabangan
Ø
Meliputi struktur percabangan dan warna kulitnya. Misalnya, jenis filisum bagus untuk bentuk percabangannya, sedangkan pinang merah disukai karena warna kulit batangnya yang merah.
o Mahkota daun, bunga, dan buah
 Meliputi seberapa besarnya bentuk, tekstur, serta warna mahkota daun
Ø
 Secara ekonomis, apakah bunga atau buahnya berguna
Ø
o Ketahanan tanaman yang bergantung pada kondisi lingkungan yang menyangkut:
o Pemeliharaan
Pohon – pohon besar umumnya mudah dipelihara, sebaliknya jenis rumput membutuhkan usaha pemeliharaan yang intensif, demikian juga dengan tanaman merambat yang cepat tumbuh.
Tanaman mempunyai peran untuk menghilangkan ketegangan-ketegangan mental (stress) yang banyak diderita oleh penduduk kota. Tanaman dapat menciptakan lingkungan yang nyaman, segar harum, menyenangkan, dan sebagainya. Penggolongan tanaman yang ditanam dalam penghijauan di dalam kota dapat dikelompokkan berdasarkan sifat hidupnya yaitu, pohon, perdu, semak dan penutup tanah (rerumputan). Selain itu, dapat juga digolongkan berdasarkan habitatnya atau umumnya ditanam, sebagai tanaman pelindung jalan, tanaman dibantaran kali, tanaman penutup tanah, dan sebagainya.

VEGETASI SEBAGAI DESIGN
Pohon atau perdu dapat berdiri sendiri sebagai elemen skluptural pada lansekap atau dapat digunakan sebagai enclosure, sebagai tirai penghalang pemandangan yang kurang baik, menciptakan privasi, menahan suara atau angin, memberi latar belakang suatu obyek atau memberi naungan yang teduh di musim panas. Rumput tidak hanya digunakan sebagai elemen permukaan, tetapi dapat juga digunakan sebagai penahan erosi serta memberi berbagai variasi warna dan tekstur. Dalam perencanaan tapak, tanaman dapat dikategorikan berdasarkan : jenis (besar kecilnya pohon, perdu / semak, rumput), fungsi ( fungsi ekologis pohon, fungsi fisik pohon, fungsi estetis pohon), bentuk dan struktur (tinggi dan lebar pohon), ketahanan (keadaan tanah, iklim, topografi, penyakit), warna batang, bunga serta buahnya ( berguna atau tidak).
Penyusunan tanaman didasarkan pada hubungan di antara tanaman tesebut, dalam hal ukuran, bentuk, tekstur, dan warnanya. Tanaman dapat disusun menjadi taman atau tempat bernaung, memberi tirai pemandangan, menahan angin atau memberi bayangan. Jenis tanaman penting digunakan sebagai elemen rancangan. Tanaman dapat membentuk ruang, memberi privasi, atau sebagai titik tangkap perhatian. Tanaman dapat memberi keteduhan, sebagai penahan angin, ataupun sebagai penutup tanag, menyaring atau memberi batas pemandangan, dan mempunyai pola bayangan yang menarik sepanjang siang hari.
 
Vegetasi dapat disusun menjadi :
a. Taman
b. Tempat bernaung
c. Memberi tirai pemandangan

Pemilihan jenis tanaman maupun cara pengaturan penanamannya harus mengikuti rencana penanaman yang disusun untuk memenuhi fungsi serta estetikanya. Apabila pola pengelompokan serta susunan jenis tanaman, ukuran, bentuk, tekstur, dan warnanya masing-masing telah diketahui dengan baik maka perencana dapat menyusun sendiri tata tanamnya berdasarkan satu atau beberapa sifat tanaman- tanaman tersebut.
Jenis vegetasi dapat juga dikelompokan dalam hubungannya dengan keadaan topografi atau kerena adanya struktur arsitektural atau dapat juga membentuk suatu transisi antara permukaan lahan dan bangunan. Batas antara lahan perkerasan dan vegetasi (pohon– pohon) yang sudah ada adalah 1,80m, namun hal ini masih dapat bervariasi bergantung pada besarnya pohon dan kondisi tapak.

Perletakan Pohon, Perdu, Semak, Ground cover dan rumput dapat menahan pantulan sinar dari perkerasan, air dan menahan jatuhnya sinar ke daerah yang membutuhkan keteduhan.
Sebagai elemen peralihan
 
Untuk memperlembut garis-garis bangunan sebagaimana bahan-bahan tersebut memasuki bidang permukaan tanah dan untuk mengurangi perluasan yang terlihat dari daerah yang dperkeras yang luas. Bahan-bahan tersebut dapat menirai pemandangan buruk atau mengalihkan perhatian ke tempat lain.
a. Penguat karakter perancangan.

VEGETASI SEBAGAI ESTETIS
Aesthetic Value / Nilai Estetis.
Nilai estetika dari tanaman diperoleh dari perpaduan antara warna (daun,batang,bunga) bentuk fisik tanaman (batang,percabangan,dan tajuk), tekstur tanaman, skala tanaman dan komposisi tanaman. Nilai estetis tanaman dapat diperoleh dari satu tanaman, sekelompok tanaman yang sejenis, kombinasi tanaman berbagai jenis ataupun kombinasi antara tanaman dengan elemen landsekap lainnya.

Fungsi estetika ( Aestethic Values) :
a. Memberikan Nilai Estetika dan Meningkatkan Kualitas Lingkungan
(Austin, Richard L, Designing with Plant, 1982.)
Nilai estetika dari tanaman diperoleh dari perpaduan antara warna (daun, batang, bunga), bentuk fisik tanaman (batang, percabang, tajuk), tekstur tanaman, skala tanaman, dan komposisi tanaman. Nilai estetis dari tanaman dapat diperoleh dari satu tanaman, sekelompok tanaman yang sejenis, kombinasi tanaman berbagai jenis ataupun kombinasi antara tanaman dengan element lansekap lainnya. Dalam konteks lingkungan, kesan estetis itu menyebabkan nilai kualitasnya akan bertambah.
b. Warna
Warna dari suatu tanaman dapat menimbulkan efek visual tergantung pada refleksi cahaya yang jatuh pada tanaman tersebut. . Efek psikologis yang ditimbulkan dari warna seperti telah diuraikan sebelumnya, yaitu warna cerah memberikan rasa senang, gembira serta hangat. Sedangkan warna lembut memberikan kesan tenang dan sejuk. Dan bila beberapa jenis tanaman dengan berbagai warna dipadukan dan dikomposisikan akan menimbulkan nilai estetis.
 

ELEMEN PENDUKUNG LANDSCAPE
Elemen Landscape dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu:
- Hard material / Elemen keras, perkerasan, bangunan dan sebagainya.
- Soft Material / Elemen lembut, tanaman.
Elemen pendukung landscape :
• Tempat duduk / kursi taman.
- Untuk istirahat sejenak.
- Tempat duduk dengan sesuatu untuk dipandang.
• Elemen – elemen alam :
Sifat air yang tenang di kolam apabila dikombinasikan dengan dengan pohon maka akan menghasilkan suasana yang tenang.
Kolam air / kolam air mancur
- Kolam sebagai sarana bermain anak-anak.
- Tepian kolam air mancur sebagai tempat duduk.

Elemen Pembentuk Lanskap

Elemen Pembentuk Lanskap

Menurut Laurie ( dalam makalah seminar “Taman Rumah Tinggal Dalam Lingkungan Pemukiman Kota “, 1983)..., secara lengkap dapat diartikan taman adalah sebidang lahan berpagar yang digunakan unutk mendapat kesenangan, kegembiraan, kenyamanan.
Menurut Ir. Zein Rohcman ( dalam makalah seminar “ Mencari Bentuk taman Khas Indonesia “,1983)..., taman merupakan cengkrama dan senyawa antara aspirasi pesan dan peristiwa manusia dengan alam lingkungannya, yang memiliki aneka wajah, karakter dan kekuatan-kekuatannya.
 
Jadi, taman merupakan suatu tempat yang membuat seseorang dapat memahami atau melepaskan diri dari persoalan –persoalan dalam kehidupan, berfungsi sebagai penghubung manusia dengan alam lingkungannya, yang dikreaikan agar dapat meningkatkan serta memuaskan keinginan dan aspirasinya.
Menurut Elizabeth Kassler , dalam bukunya “ modern gardens and the landscape” (dalam buku pengantar kepada arsitektur pertamanan)..., Taman adalah pengejawantahan upaya manusia yang dipengaruhi manusia oleh aspek sosial, ekonomi, fisik dan teknis..

VEGETASI SEBAGAI PROSES
Vegatasi merupakan material lansekap yang hidup dan terus berkembang. Pertumbuhan tanaman akan mempengaruhi ukuran besar tanaman, bentuk tanaman, tekstur,dan warna selama masa pertumbuhannya. Dengan demikian, kualitas dan kuantitas ruang terbuka akan terus berkembang dan berubah sesuai dengan pertumbuhan tanaman jadi dalam perancangan lansekap, tanaman sangat erat hubungannya dengan waktu dan perubahan karakteristik tanaman.
Secara dasar khususnya di iklim tropis, dikenal 2 macam tanaman ditinjau dari massa daunnya, yakni :
1. Tanaman yang menggugurkan daun (decidous plants)
2. Tanaman yang hijau sepanjang tahun (evergreen conifers)

Karakteristik tanaman terdiri dari :
1. Bentuk (tajuk,batang,cabang,ranting,dan daun).
2. Tekstur (batang dan daun).
3. Warna (batang,daun,dan bunga).
4. Fungsi tanaman.
5. Tinggi dan lebar tanaman.
 
Habitus tanaman terdiri dari :
1. Pola pertumbuhannya.
2. Sistem perakarannya.
3. Tempat tumbuhnya.
4. Pola pemeliharaannya
Pemilihan jenis tanaman tergantung pada :
- Fungsi tanaman, disesuaikan dengan tujuan perancangan.
- Peletakan tanaman, disesuaikan dengan tujuan dan fungsi tanaman.

Dalam perencanaan tapak, vegetasi dapat dikategorikan berdasarkan :
o Jenis pohon
Jenis pohon dikelompokkan menurut besar – kecilnya pertumbuhan, yaitu jenis pohon besar, pohon kecil, perdu atau semak, dan jenis penutup tanah (rumput).
o Bentuk dan struktur pohon, meliputi :
 Ketinggian
Ø
Mengenai seberapa tinggi pohon atau semak apabila sudah dewasa.
 Kelebarannya
Ø
Mahkota daun yang lebat dapat memberi keteduhan, sedangkan yang jarang, dapat memberi kesempatan angin menerobos di sela – selanya.
 Bentuk percabangan
Ø
Meliputi struktur percabangan dan warna kulitnya. Misalnya, jenis filisum bagus untuk bentuk percabangannya, sedangkan pinang merah disukai karena warna kulit batangnya yang merah.
o Mahkota daun, bunga, dan buah
 Meliputi seberapa besarnya bentuk, tekstur, serta warna mahkota daun
Ø
 Secara ekonomis, apakah bunga atau buahnya berguna
Ø
o Ketahanan tanaman yang bergantung pada kondisi lingkungan yang menyangkut:
o Pemeliharaan
Pohon – pohon besar umumnya mudah dipelihara, sebaliknya jenis rumput membutuhkan usaha pemeliharaan yang intensif, demikian juga dengan tanaman merambat yang cepat tumbuh.
Tanaman mempunyai peran untuk menghilangkan ketegangan-ketegangan mental (stress) yang banyak diderita oleh penduduk kota. Tanaman dapat menciptakan lingkungan yang nyaman, segar harum, menyenangkan, dan sebagainya. Penggolongan tanaman yang ditanam dalam penghijauan di dalam kota dapat dikelompokkan berdasarkan sifat hidupnya yaitu, pohon, perdu, semak dan penutup tanah (rerumputan). Selain itu, dapat juga digolongkan berdasarkan habitatnya atau umumnya ditanam, sebagai tanaman pelindung jalan, tanaman dibantaran kali, tanaman penutup tanah, dan sebagainya.

VEGETASI SEBAGAI DESIGN
Pohon atau perdu dapat berdiri sendiri sebagai elemen skluptural pada lansekap atau dapat digunakan sebagai enclosure, sebagai tirai penghalang pemandangan yang kurang baik, menciptakan privasi, menahan suara atau angin, memberi latar belakang suatu obyek atau memberi naungan yang teduh di musim panas. Rumput tidak hanya digunakan sebagai elemen permukaan, tetapi dapat juga digunakan sebagai penahan erosi serta memberi berbagai variasi warna dan tekstur. Dalam perencanaan tapak, tanaman dapat dikategorikan berdasarkan : jenis (besar kecilnya pohon, perdu / semak, rumput), fungsi ( fungsi ekologis pohon, fungsi fisik pohon, fungsi estetis pohon), bentuk dan struktur (tinggi dan lebar pohon), ketahanan (keadaan tanah, iklim, topografi, penyakit), warna batang, bunga serta buahnya ( berguna atau tidak).
Penyusunan tanaman didasarkan pada hubungan di antara tanaman tesebut, dalam hal ukuran, bentuk, tekstur, dan warnanya. Tanaman dapat disusun menjadi taman atau tempat bernaung, memberi tirai pemandangan, menahan angin atau memberi bayangan. Jenis tanaman penting digunakan sebagai elemen rancangan. Tanaman dapat membentuk ruang, memberi privasi, atau sebagai titik tangkap perhatian. Tanaman dapat memberi keteduhan, sebagai penahan angin, ataupun sebagai penutup tanag, menyaring atau memberi batas pemandangan, dan mempunyai pola bayangan yang menarik sepanjang siang hari.
 
Vegetasi dapat disusun menjadi :
a. Taman
b. Tempat bernaung
c. Memberi tirai pemandangan

Pemilihan jenis tanaman maupun cara pengaturan penanamannya harus mengikuti rencana penanaman yang disusun untuk memenuhi fungsi serta estetikanya. Apabila pola pengelompokan serta susunan jenis tanaman, ukuran, bentuk, tekstur, dan warnanya masing-masing telah diketahui dengan baik maka perencana dapat menyusun sendiri tata tanamnya berdasarkan satu atau beberapa sifat tanaman- tanaman tersebut.
Jenis vegetasi dapat juga dikelompokan dalam hubungannya dengan keadaan topografi atau kerena adanya struktur arsitektural atau dapat juga membentuk suatu transisi antara permukaan lahan dan bangunan. Batas antara lahan perkerasan dan vegetasi (pohon– pohon) yang sudah ada adalah 1,80m, namun hal ini masih dapat bervariasi bergantung pada besarnya pohon dan kondisi tapak.

Perletakan Pohon, Perdu, Semak, Ground cover dan rumput dapat menahan pantulan sinar dari perkerasan, air dan menahan jatuhnya sinar ke daerah yang membutuhkan keteduhan.
Sebagai elemen peralihan
 
Untuk memperlembut garis-garis bangunan sebagaimana bahan-bahan tersebut memasuki bidang permukaan tanah dan untuk mengurangi perluasan yang terlihat dari daerah yang dperkeras yang luas. Bahan-bahan tersebut dapat menirai pemandangan buruk atau mengalihkan perhatian ke tempat lain.
a. Penguat karakter perancangan.

VEGETASI SEBAGAI ESTETIS
Aesthetic Value / Nilai Estetis.
Nilai estetika dari tanaman diperoleh dari perpaduan antara warna (daun,batang,bunga) bentuk fisik tanaman (batang,percabangan,dan tajuk), tekstur tanaman, skala tanaman dan komposisi tanaman. Nilai estetis tanaman dapat diperoleh dari satu tanaman, sekelompok tanaman yang sejenis, kombinasi tanaman berbagai jenis ataupun kombinasi antara tanaman dengan elemen landsekap lainnya.

Fungsi estetika ( Aestethic Values) :
a. Memberikan Nilai Estetika dan Meningkatkan Kualitas Lingkungan
(Austin, Richard L, Designing with Plant, 1982.)
Nilai estetika dari tanaman diperoleh dari perpaduan antara warna (daun, batang, bunga), bentuk fisik tanaman (batang, percabang, tajuk), tekstur tanaman, skala tanaman, dan komposisi tanaman. Nilai estetis dari tanaman dapat diperoleh dari satu tanaman, sekelompok tanaman yang sejenis, kombinasi tanaman berbagai jenis ataupun kombinasi antara tanaman dengan element lansekap lainnya. Dalam konteks lingkungan, kesan estetis itu menyebabkan nilai kualitasnya akan bertambah.
b. Warna
Warna dari suatu tanaman dapat menimbulkan efek visual tergantung pada refleksi cahaya yang jatuh pada tanaman tersebut. . Efek psikologis yang ditimbulkan dari warna seperti telah diuraikan sebelumnya, yaitu warna cerah memberikan rasa senang, gembira serta hangat. Sedangkan warna lembut memberikan kesan tenang dan sejuk. Dan bila beberapa jenis tanaman dengan berbagai warna dipadukan dan dikomposisikan akan menimbulkan nilai estetis.
 

ELEMEN PENDUKUNG LANDSCAPE
Elemen Landscape dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu:
- Hard material / Elemen keras, perkerasan, bangunan dan sebagainya.
- Soft Material / Elemen lembut, tanaman.
Elemen pendukung landscape :
• Tempat duduk / kursi taman.
- Untuk istirahat sejenak.
- Tempat duduk dengan sesuatu untuk dipandang.
• Elemen – elemen alam :
Sifat air yang tenang di kolam apabila dikombinasikan dengan dengan pohon maka akan menghasilkan suasana yang tenang.
Kolam air / kolam air mancur
- Kolam sebagai sarana bermain anak-anak.
- Tepian kolam air mancur sebagai tempat duduk.

Elemen Pembentuk Lanskap

Elemen Pembentuk Lanskap

Menurut Laurie ( dalam makalah seminar “Taman Rumah Tinggal Dalam Lingkungan Pemukiman Kota “, 1983)..., secara lengkap dapat diartikan taman adalah sebidang lahan berpagar yang digunakan unutk mendapat kesenangan, kegembiraan, kenyamanan.
Menurut Ir. Zein Rohcman ( dalam makalah seminar “ Mencari Bentuk taman Khas Indonesia “,1983)..., taman merupakan cengkrama dan senyawa antara aspirasi pesan dan peristiwa manusia dengan alam lingkungannya, yang memiliki aneka wajah, karakter dan kekuatan-kekuatannya.
 
Jadi, taman merupakan suatu tempat yang membuat seseorang dapat memahami atau melepaskan diri dari persoalan –persoalan dalam kehidupan, berfungsi sebagai penghubung manusia dengan alam lingkungannya, yang dikreaikan agar dapat meningkatkan serta memuaskan keinginan dan aspirasinya.
Menurut Elizabeth Kassler , dalam bukunya “ modern gardens and the landscape” (dalam buku pengantar kepada arsitektur pertamanan)..., Taman adalah pengejawantahan upaya manusia yang dipengaruhi manusia oleh aspek sosial, ekonomi, fisik dan teknis..

VEGETASI SEBAGAI PROSES
Vegatasi merupakan material lansekap yang hidup dan terus berkembang. Pertumbuhan tanaman akan mempengaruhi ukuran besar tanaman, bentuk tanaman, tekstur,dan warna selama masa pertumbuhannya. Dengan demikian, kualitas dan kuantitas ruang terbuka akan terus berkembang dan berubah sesuai dengan pertumbuhan tanaman jadi dalam perancangan lansekap, tanaman sangat erat hubungannya dengan waktu dan perubahan karakteristik tanaman.
Secara dasar khususnya di iklim tropis, dikenal 2 macam tanaman ditinjau dari massa daunnya, yakni :
1. Tanaman yang menggugurkan daun (decidous plants)
2. Tanaman yang hijau sepanjang tahun (evergreen conifers)

Karakteristik tanaman terdiri dari :
1. Bentuk (tajuk,batang,cabang,ranting,dan daun).
2. Tekstur (batang dan daun).
3. Warna (batang,daun,dan bunga).
4. Fungsi tanaman.
5. Tinggi dan lebar tanaman.
 
Habitus tanaman terdiri dari :
1. Pola pertumbuhannya.
2. Sistem perakarannya.
3. Tempat tumbuhnya.
4. Pola pemeliharaannya
Pemilihan jenis tanaman tergantung pada :
- Fungsi tanaman, disesuaikan dengan tujuan perancangan.
- Peletakan tanaman, disesuaikan dengan tujuan dan fungsi tanaman.

Dalam perencanaan tapak, vegetasi dapat dikategorikan berdasarkan :
o Jenis pohon
Jenis pohon dikelompokkan menurut besar – kecilnya pertumbuhan, yaitu jenis pohon besar, pohon kecil, perdu atau semak, dan jenis penutup tanah (rumput).
o Bentuk dan struktur pohon, meliputi :
 Ketinggian
Ø
Mengenai seberapa tinggi pohon atau semak apabila sudah dewasa.
 Kelebarannya
Ø
Mahkota daun yang lebat dapat memberi keteduhan, sedangkan yang jarang, dapat memberi kesempatan angin menerobos di sela – selanya.
 Bentuk percabangan
Ø
Meliputi struktur percabangan dan warna kulitnya. Misalnya, jenis filisum bagus untuk bentuk percabangannya, sedangkan pinang merah disukai karena warna kulit batangnya yang merah.
o Mahkota daun, bunga, dan buah
 Meliputi seberapa besarnya bentuk, tekstur, serta warna mahkota daun
Ø
 Secara ekonomis, apakah bunga atau buahnya berguna
Ø
o Ketahanan tanaman yang bergantung pada kondisi lingkungan yang menyangkut:
o Pemeliharaan
Pohon – pohon besar umumnya mudah dipelihara, sebaliknya jenis rumput membutuhkan usaha pemeliharaan yang intensif, demikian juga dengan tanaman merambat yang cepat tumbuh.
Tanaman mempunyai peran untuk menghilangkan ketegangan-ketegangan mental (stress) yang banyak diderita oleh penduduk kota. Tanaman dapat menciptakan lingkungan yang nyaman, segar harum, menyenangkan, dan sebagainya. Penggolongan tanaman yang ditanam dalam penghijauan di dalam kota dapat dikelompokkan berdasarkan sifat hidupnya yaitu, pohon, perdu, semak dan penutup tanah (rerumputan). Selain itu, dapat juga digolongkan berdasarkan habitatnya atau umumnya ditanam, sebagai tanaman pelindung jalan, tanaman dibantaran kali, tanaman penutup tanah, dan sebagainya.

VEGETASI SEBAGAI DESIGN
Pohon atau perdu dapat berdiri sendiri sebagai elemen skluptural pada lansekap atau dapat digunakan sebagai enclosure, sebagai tirai penghalang pemandangan yang kurang baik, menciptakan privasi, menahan suara atau angin, memberi latar belakang suatu obyek atau memberi naungan yang teduh di musim panas. Rumput tidak hanya digunakan sebagai elemen permukaan, tetapi dapat juga digunakan sebagai penahan erosi serta memberi berbagai variasi warna dan tekstur. Dalam perencanaan tapak, tanaman dapat dikategorikan berdasarkan : jenis (besar kecilnya pohon, perdu / semak, rumput), fungsi ( fungsi ekologis pohon, fungsi fisik pohon, fungsi estetis pohon), bentuk dan struktur (tinggi dan lebar pohon), ketahanan (keadaan tanah, iklim, topografi, penyakit), warna batang, bunga serta buahnya ( berguna atau tidak).
Penyusunan tanaman didasarkan pada hubungan di antara tanaman tesebut, dalam hal ukuran, bentuk, tekstur, dan warnanya. Tanaman dapat disusun menjadi taman atau tempat bernaung, memberi tirai pemandangan, menahan angin atau memberi bayangan. Jenis tanaman penting digunakan sebagai elemen rancangan. Tanaman dapat membentuk ruang, memberi privasi, atau sebagai titik tangkap perhatian. Tanaman dapat memberi keteduhan, sebagai penahan angin, ataupun sebagai penutup tanag, menyaring atau memberi batas pemandangan, dan mempunyai pola bayangan yang menarik sepanjang siang hari.
 
Vegetasi dapat disusun menjadi :
a. Taman
b. Tempat bernaung
c. Memberi tirai pemandangan

Pemilihan jenis tanaman maupun cara pengaturan penanamannya harus mengikuti rencana penanaman yang disusun untuk memenuhi fungsi serta estetikanya. Apabila pola pengelompokan serta susunan jenis tanaman, ukuran, bentuk, tekstur, dan warnanya masing-masing telah diketahui dengan baik maka perencana dapat menyusun sendiri tata tanamnya berdasarkan satu atau beberapa sifat tanaman- tanaman tersebut.
Jenis vegetasi dapat juga dikelompokan dalam hubungannya dengan keadaan topografi atau kerena adanya struktur arsitektural atau dapat juga membentuk suatu transisi antara permukaan lahan dan bangunan. Batas antara lahan perkerasan dan vegetasi (pohon– pohon) yang sudah ada adalah 1,80m, namun hal ini masih dapat bervariasi bergantung pada besarnya pohon dan kondisi tapak.

Perletakan Pohon, Perdu, Semak, Ground cover dan rumput dapat menahan pantulan sinar dari perkerasan, air dan menahan jatuhnya sinar ke daerah yang membutuhkan keteduhan.
Sebagai elemen peralihan
 
Untuk memperlembut garis-garis bangunan sebagaimana bahan-bahan tersebut memasuki bidang permukaan tanah dan untuk mengurangi perluasan yang terlihat dari daerah yang dperkeras yang luas. Bahan-bahan tersebut dapat menirai pemandangan buruk atau mengalihkan perhatian ke tempat lain.
a. Penguat karakter perancangan.

VEGETASI SEBAGAI ESTETIS
Aesthetic Value / Nilai Estetis.
Nilai estetika dari tanaman diperoleh dari perpaduan antara warna (daun,batang,bunga) bentuk fisik tanaman (batang,percabangan,dan tajuk), tekstur tanaman, skala tanaman dan komposisi tanaman. Nilai estetis tanaman dapat diperoleh dari satu tanaman, sekelompok tanaman yang sejenis, kombinasi tanaman berbagai jenis ataupun kombinasi antara tanaman dengan elemen landsekap lainnya.

Fungsi estetika ( Aestethic Values) :
a. Memberikan Nilai Estetika dan Meningkatkan Kualitas Lingkungan
(Austin, Richard L, Designing with Plant, 1982.)
Nilai estetika dari tanaman diperoleh dari perpaduan antara warna (daun, batang, bunga), bentuk fisik tanaman (batang, percabang, tajuk), tekstur tanaman, skala tanaman, dan komposisi tanaman. Nilai estetis dari tanaman dapat diperoleh dari satu tanaman, sekelompok tanaman yang sejenis, kombinasi tanaman berbagai jenis ataupun kombinasi antara tanaman dengan element lansekap lainnya. Dalam konteks lingkungan, kesan estetis itu menyebabkan nilai kualitasnya akan bertambah.
b. Warna
Warna dari suatu tanaman dapat menimbulkan efek visual tergantung pada refleksi cahaya yang jatuh pada tanaman tersebut. . Efek psikologis yang ditimbulkan dari warna seperti telah diuraikan sebelumnya, yaitu warna cerah memberikan rasa senang, gembira serta hangat. Sedangkan warna lembut memberikan kesan tenang dan sejuk. Dan bila beberapa jenis tanaman dengan berbagai warna dipadukan dan dikomposisikan akan menimbulkan nilai estetis.
 

ELEMEN PENDUKUNG LANDSCAPE
Elemen Landscape dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu:
- Hard material / Elemen keras, perkerasan, bangunan dan sebagainya.
- Soft Material / Elemen lembut, tanaman.
Elemen pendukung landscape :
• Tempat duduk / kursi taman.
- Untuk istirahat sejenak.
- Tempat duduk dengan sesuatu untuk dipandang.
• Elemen – elemen alam :
Sifat air yang tenang di kolam apabila dikombinasikan dengan dengan pohon maka akan menghasilkan suasana yang tenang.
Kolam air / kolam air mancur
- Kolam sebagai sarana bermain anak-anak.
- Tepian kolam air mancur sebagai tempat duduk.

ASPEK-ASPEK DALAM PERANCANGAN TAPAK SKALA BESAR

ASPEK-ASPEK DALAM PERANCANGAN TAPAK SKALA BESAR
KONDISI BENTUK LAHAN
Pada dasarnya,lahan itu tidak sama satu dengan yang lain.Lahan dapat terpecah-pecah secara visual oleh elemen-elemen penghalang tapak ataupun garis-garis maya pada tapak.
Untuk mengetahui kondisi bentuk lahan dapat dilakukan dengan :
1. Survey lahan
Survey lahan merupakan suatu kegiatan untuk mengenali suatu lokasi baik luasnya,garis batas lahan,dan garis-garis buatan lainnya,serta lokasi dan dimensi elemen-elemen yang ada pada lahan itu,sehingga dapat dihasilkan suatu uraian sah tertulis dari lahan dan suatu peta lokasi regional.
2. Survey topografi
Survey topografi digunakan untuk mengenali ketinggian lahan dan struktur-struktur yang ada pada tapak dengan derajat kecermatan yang terlibat tergantung pada skala tapak dan ruang lingkup proyek.

Data-data yang diperlukan dari survey topografi adalah:
n Nama peta, lokasi, nama pemilik, sertifikat, ahli, serta tanggal.
n Skala yang benar, serta arah utara magnet bumi.
n Batas pemilikan dan garis sempadan bangunan.
n Fasilitas atau kemudahan, daerah jalan atau row baik pada tapak maupun pada tapak tetangga.
n Nama pemilik tapak tetangga,
n Lokasi berbagai struktur pada tapak, basement serta ketinggian lantai pertama bangunan, di samping itu dinding, batu tepi jalan atau tangga, ramp, bak-bak pohon , jalan masuk dan tempat parkir.
n Letak serta ukuran sisitem pembuangan air hujan, air kotor lalu bak kontrol, bak penampung dll
Jika dilihat dari topografi, ada dua jenis tapak :
A. Site yang miring
Karakter tapak miring :
n Daerah yang datar yang cukup luas dapat diakatakan tidak ada
n Permukaan datar harus dibuat. Jika permukaan datar dibuat dari tanah urug maka haruis ada dinding penahan tanah atau dengan sudut kemiringn yang lebih besar.
n Bagian atas dari bidang miring dapat dapat dilihat dari semua bagian
n Site yang miring mempunyai kualitas lansekap yang dinamis.
n Site cocok untuk bentuk-bentuk yang dinamis.
n Site yang miring memberikan view yang menarik.
n Site yang miring menimbulkan persoalan drainase.
n Air tanah yang turun dari atas harus dihindarkan dengan membelokkan,
n Bidang miring memungkinkan adanya permainan air.
B. Site yang Datar
n Site yang datar lebih bebas terhadap batasan-batasan perencanaan yang mengikat.
n Site yang datar relatf hanya memiliki daya tarik lansekap yang tidak begitu istimewa.
n Site yang datar tidak memiliki focal point.
n Elemen yang paling menarik yang ditempatkan di site ini akan menguasai landscape.
n Garis approach tidak dipengaruhi topografi
n Matahari adalah faktor perencanaan yang kuat.
n Site yang datarmemiliki kualitas landcape yang netral.
n Karakter site dibentuk oleh element-elemen yang ditempatkan ke dalam site.
n Site kurang memiliki privasi.
1. TRANSPORTASI
Dalam perancangan suatu tapak,diperlukan adanya perencanaan jalur transportasi yang dapat mendukung kegiatan di dalam tapak tersebut.
2. DRAINASE
Sistem drainase ada 2 jenis,drainase bawah permukaan dan drainase permukaan.
Sistem drainase tersebut harus diadakan secara memadai untuk mengumpulkan

Tipe-tipe saluran drainase :
1. Alamiah : Digunakan pada daerah yang tidak membutuhkan drainase sepenuhnya.
2. Duri ikan : Digunakan untuk lahan yang cekung dengan lereng di kedua sisinya
3. Grid : Digunakan apabila pipa-pipa cabang masuk ke dalam pipa induk.
4. Interceptor : Digunakan di dekat tepi atas daerah basah untuk menghadang air yang datang dari daerah di atasnya


3. BANGUNAN SEKITAR TAPAK
Merupakan bangunan sekitar yang mendukung aktifitas dalam tapak.
Contohnya :
- Sekolah
- Rumah sakit
- Tempat ibadah
- Tempat rekreasi
- Tempat olah raga dll.
4. LISTRIK
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam meletakan jaringan listrik :
- Di atas atau di bawah tanah
- Tegangan listrik yang ada
- Kecepatan pemakaian
- Siapa yang mengadakan
5. AIR BERSIH
n Jaringan ini digunakan untuk kebutuhan sehari – hari, misalnya untuk perlengkapan
saniter, seperti closet, urinoir, serta douce / bak mandi.
n Jaringan lain itu juga digunakan untuk Perlengkapan bangunan, antaralain seperti :
Pengaman kebakaran, Tangki/Tandon, dan lain – lain.
n PERATURAN BANGUNAN SETEMPAT
GARIS SEMPADAN
GSB (Garis Sempadan Bangunan )
Adalah batas maksimum di mana dinding terluar dari sebuah bangunan boleh didirikan pada suatu tapak.GSB biasanya ditetapkan sebagai jarak tertentu yang diukur dari as jalan, besar kecilnya tergantung dari kelas dan dimensi jalan yang ada.
GSP (Garis Sempadan Pagar )
Adalah batas pagar tepi jalan yang ditentukan oleh Pemerintah setempat. Batas maksimum

Koefisien Dasar Bangunan (KDB) / building coverage (b.c)
Merupakan perbandingan antara luas lantai dasar bangunan dengan luas kaveling. KDB tidak mencakup lantai bangunan yang berada di bawah tanah (basement).
Contoh Perhitungan:
Luas kaveling 1000m2, KDB = 0,6
Luas lantai dasar bangunan yang dapat dibangun maksimal adala
= 0,6 x 1000 m2
= 600 m2

Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
Merupakan koefisien / angka kelipatan maksimal yang ditentukan untuk membuat luas lantai bangunan pada suatu tapak.
Bangunan khusus parkir diperkenankan sampai dengan 150% dari KLB yang ditetapkan.
Contoh Perhitungan:
Luas tanah = 1000 m2
KLB maksimum = 4
Lantai bangunan seluas = 4 x 1000 m2= 4000 m2
pada bangunan tersebut dapat ditambahkan lantai parkir maksimum seluas =
= 50% x 4000 m2
= 2000 m2, tanpa diperhitungkan dalam KLB

Koefisien Dasar Hijau (KDH)
Merupakan angka perbandingan minimal yang diijinkan antara luas dasar penghijauan yang ada di tapak dengan luas tapak.
Contoh Penghitungan:
Luas tapak = 1000 m2
KDH = 0,25
Dasar penghijauan minimum adalah
= 0,25 x 1000 m2
= 250 m2

Koefisien Tapak Basement (KTB)
Merupakan angka perbandingan maksimun yang diijinkan antara luas lantai basement dengan luas tapak yang ada.
Contoh Penghitungan:
Luas tapak = 1000 m2
KTB = 0,75
Luas maksimum lantai basement
= 0,75 x 1000 m2
= 750 m2

KARAKTER TAPAK

1. Keistimewaan fisik alamiah
Keistimewaan kontur fisik alamiah meliputi :
- Kontur topografi
- Ciri-ciri topografi utama

2. Keistimewaan buatan
Keistimewaan buatan,antara lain :
Ukuran,bentuk,ketinggian,dan lokasi bangunan pada tapak
- Lokasi dan tipe pagar dinding
- Lokasi,ukuran,dan karakter ruang terbuka
- Pola-pola lapisan keras permukaan buatan
- Lokasi dan ukuran bahu jalan dll.